Nuraida Lutfi Hastuti, NIM 11301241031
Prodi Pendidikan Matematika
Prodi Pendidikan Matematika
FMIPA UNY
Mata kuliah filsafat merupakan mata kuliah
yang wajib bagi mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2011. Filsafat
merupakan ilmu yang baru bagi mahasiswa karena sebelumnya belum pernah dipelajari
baik di sekolah maupun secara individu. Mata kuliah ini diampu oleh Prof. Dr.
Marsigit, M.A. Berikut ini merupakan refleksi dari pertemuan pada hari Rabu, 1
Oktober 2014.
Pada pertemuan kedua ini, Bapak Marsigit
menyampaikan tentang pembelajaran filsafat yang akan dilaksanakan. Bagi
mahasiswa angkatan 2011, mata kuliah ini wajib tetapi bagi mahasiswa baru, mata
kuliah ini menjadi mata kuliah pilihan. Meskipun demikian, diharapkan mahasiswa
tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Bapak Marsigit mengatakan bahwa matematika
dalam filsafat tidak pasti seperti matematika biasanya. Hal tersebut
ditunjukkan melalui kuis yang diberikan pada awal pertemuan. Hal-hal yang
berkaitan dengan hasil perhitungan matematis tidak berlaku dalam filsafat.
Misalnya secara matematis hasil 1 + 2 adalah 3. Namun, jawaban tersebut tidak
benar dalam filsafat. Dalam filsafat, 1 + 2 hasilnya adalah relatif. Mengapa
demikian? Karena dalam perhitungan tersebut tidak ada ketentuan basis
bilangannya. Dalam desimal, betul bahwa hasilnya adalah 3 tetapi dalam basis
dua hasilnya bukan 3.
Berdasarkan hasil kuis ternyata sebagian
besar hasilnya kurang memuaskan dan terlihat bahwa mahasiswa belum mengetahui
tentang filsafat. Bapak Marsigit kemudian meminta mahasiswa membuat dan
mengumpulkan pertanyaan yang berkaitan dengan filsafat. Setelah
pertanyaan-pertanyaan terkumpul, beliau mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan
tersebut kurang berbobot dan menunjukkan bahwa mahasiswa kurang membaca. Bapak
Marsigit menyampaikan bahwa beliau tidak akan menjelaskan tentang filsafat itu
apa. Beliau menghimbau agar mahasiswa menemukan sendiri jawabannya dalam
tulisan (elegi) yang ada di blog
beliau. Maksud dari hal tersebut adalah agar mahasiswa berikhtiar untuk
mendapatkan pengetahuannya sendiri. Belajar filsafat itu dengan menggunakan
bahasa analog. Selain itu, secara intensif (sedalam-dalamya) dan ekstensif
(seluas-luasnya).
Selanjutnya, Bapak Marsigit menjelaskan
tentang objek filsafat yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan yang
mungkin ada berada dalam ruang dan waktu (seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya).
Hal tersebut seperti dalam contoh yang telah disebutkan sebelumnya. Jadi, hal
yang sama belum tentu sama karena berada dalam ruang dan waktu yang berbeda.
Bapak Marsigit mencontohkan lagi yaitu 2 +
3 = 5. Kapan hal itu terjadi? 2 + 3 = 5 jika terbebas dari ruang dan waktu. Dalam eksperimen, adanya ruang itu karena waktu dan waktu tiada artinya tanpa adanya ruang. 4
tidak sama dengan 4 ketika kita memepulikan ruang dan waktu.
Pengetahuan itu terletak pada ruang dan waktu. Matematika untuk anak-anak (SD dan SMP) adalah matematika intuisi yaitu matematika yang terikat oleh ruang dan waktu. Sedangkan matematika orang dewasa itu
terbebas dari ruang dan waktu.
Bapak Marsigit menjelaskan bahwa untuk
belajar filsafat tidak perlu kaya dan gengsi. Belajar filsafat bukan untuk
mencari harta dan tidak perlu peristiwa besar. Dalam belajar filsafat,
mahasiswa harus mampu memikirkan hal yang kecil-kecil. Hal yang dicari dalam
filsafat yaitu kebenaran.
Manfaat belajar filsafat
bukanlah manfaat secara langsung tetapi memiliki manfaat tidak langsung.
Manfaat belajar filsafat yaitu memiliki sopan dan santun terhadap ruang dan
waktu. Karena filsafat itu memperhatikan ruang dan waktu maka diharapkan
setelah belajar filsafat, mahasiswa memiliki sopan dan santun terhadap
pendidikan matematika. Selain itu, setelah mengetahui bahwa matematika untuk
anak-anak dan orang dewasa itu berbeda, mahasiswa diharapkan tidak memaksakan
matematika. Semoga dengan belajar filsafat ini mahasiswa dapat berpikir lebih
detail dan tidak menyepelekan hal kecil terutama ketika membelajarkan
matematika di sekolah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar