Oleh Nuraida Lutfi Hastuti, NIM
11301241031
Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA UNY
Masa kecil tidak terlepas dari aktivitas bermain. Bermain kerjar-kejaran,
petak umpet, dan sebagainya. Permainan tersebut masih bersifat tradisional dan
merupakan aktivitas fisik. Selain itu, bermain dapat dilakukan tanpa
menggunakan fisik yaitu dengan menggunakan alat. Salah satunya adalah permainan
congklak.
Congklak merupakan permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam
nama di seluruh Indonesia. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal
dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Sedangkan di beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak.
Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan
nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan
beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Menurut sejarah permainan ini pertama kali
dibawa oleh pendatang dari Arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk
berdagang atau dakwah. Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16, yang
dibagi menjadi tujuh lubang kecil dan satu lubang tujuan untuk masing-masing
pemain. Lubang tujuan merupakan lubang terkiri (biasanya diameternya lebih
besar). Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang
tujuan tersebut.
Aturan Umum Permainan
Permainan congklak dilakukan
oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan
congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau
buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat
16 buah lubang yang terdiri
atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lubang besar di kedua
sisinya. Setiap 7 lubang
kecil di sisi pemain dan lubang
besar di sisi kanannya
dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah
biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lubang yang akan diambil
dan meletakkan satu ke lubang
di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia
dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat
melanjutkan dengan memilih lubang
kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan
mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang
kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah
tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya
adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Unsur Matematika dalam Permainan
Bermain congklak tidak hanya sekedar mengambil
biji dan menjatuhkan satu demi satu ke dalam lubang secara asal. Namun, dalam
permainan ini diperlukan strategi agar biji yang terakhir jatuh pada lubang
yang tepat sehingga dapat mengambil biji lawan. Masing-masing pemain perlu
memperhitungkan biji dalam lubang yang dipilih.
Permainan congklak dapat melatih kemampuan
berhitung. Meletakkan biji ke dalam lubang yang ditentukan dengan jumlah yang
sama merupakan contoh dari operasi pembagian. Sesuai aturan umum yang
disebutkan di atas, jika tersedia 98 biji maka akan dibagi ke dalam 7 lubang kecil
milik pemain pertama dan 7 lubang kecil milik pemain kedua serta masing-masing
lubang kecil berisi 7 biji. Jika kesepakan kedua pemain ingin menggunakan 8
lubang kecil untuk tiap pemain yang berisi 5 biji maka untuk mengetahui jumlah
biji yang diperlukan dapat digunakan perkalian yaitu 8 x 2 x 5 = 80 biji. Hal
tersebut melatih kemampuan dalam operasi perkalian. Operasi penjumlahan dan
pengurangan juga tidak terlepas dari permainan ini. Ketika salah satu pemain
mendapat biji dari lubang pemain lain maka dia akan menjumlahkan dengan biji
miliknya. Sedangkan pemain lainnya akan mengurangkan biji yang diambil tersebut
dari biji yang dia miliki. Selain itu, melalui permainan ini dapat mengajarkan
pemain untuk menentukan peluang keberhasilan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui
bahwa permainan congklak memiliki unsur matematika di dalamnya. Congklak
merupakan permainan tradisional juga merupakan bagian dari budaya daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam budaya
memiliki unsur atau nilai-nilai matematika. Oleh karena itu, matematika berada
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan dapat dipelajari melalui pendekatan
budaya atau etnomatematika.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar