Senin, 03 Maret 2014

BERKENALAN DAN BERDAMPINGAN DENGAN ETNOMATEMATIKA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA



Oleh Nuraida Lutfi Hastuti, NIM 11301241031
Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

Etnomatematika merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan untuk Prodi Pendidikan Matematika Subsidi 2011 pada semester 6. Saat ini, dosen pengampu mata kuliah tersebut adalah Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Sebelum perkuliahan Etnomatematika berlangsung, penulis belum memiliki gambaran mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Istilah etnomatematika pun masih asing bagi penulis. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan rasa ingin tahu dan tekad penulis untuk mengikuti perkuliahan dan mempelajari Mata Kuliah Pilihan ini.
Perkuliahan perdana Etnomatematika telah terlaksana pada hari Kamis, 13 Februari 2014 lalu. Prof. Dr. Marsigit, M.A. menguraikan tentang pengantar etnomatematika dalam perkuliahan tersebut. Saat itu menjadi awal mula perkenalan penulis dengan etnomatematika.
Menurut bahasa, kata etnomatematika terdiri dari dua kata yaitu etno dan matematika. Etno berasal dari sebuah kata yaitu etnik. Etnik dapat diartikan sebagai suatu konteks budaya dalam masyarakat tertentu. Sedangkan matematika merupakan suatu ilmu.
Prof. Dr. Marsigit, M.A. menjelaskan bahwa etnomatematika berkaitan dengan etnik. Sedangkan etnik itu sendiri identik dengan suku. Etnik memiliki sifat unik atau tidak universal sehingga etnik memiliki ciri khas tertentu. Etnik memiliki pembeda dan merupakan fakta dalam kehidupan nyata. Pembeda tersebut akan menimbulkan kebiasaan dan hasil. Kebiasaan dan hasil itu yang selanjutnya akan membentuk budaya atau kultur suatu masyarakat.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Marsigit, M.A. menerangkan bahwa etnomatematika dapat berada dalam ranah pendidikan khususnya pendidikan matematika. Posisi etnomatematika dalam pendidikan matematika yaitu berkaitan dengan budaya atau sistem. Sedangkan matematika murni dapat terbebas dari nilai sehingga kurang berkaitan dengan budaya.
Etnomatematika memiliki dua unsur pembentuk yaitu skema dan isi. Skema adalah wadah (tempat) atau wujud. Isi merupakan kerangka berpikir, ide-ide, atau teori. Kerangka berpikir, ide-ide, atau teori perlu suatu wadah agar dapat terwujud. Skema dan isi tersebut akan menjadi penentu mengenai kebermaknaan (meaningfull) atau ketidakbermaknaan (meaningless). Oleh karena itu, skema dan isi merupakan unsur yang saling berkaitan dan penting dalam etnomatematika.
Prof. Dr. Marsigit, M.A. menyampaikan bahwa etnomatematika lebih tertuju pada penelitian atau research of mathematics. Etnomatematika pertama kali muncul di Eropa Barat dan telah berkembang di sana. Sedangkan di Indonesia perkembangan etnomatematika masih sedikit. Padahal potensi di Indonesia cukup memadai dari segi budaya khususnya etnik atau suku yang beraneka ragam. Oleh karena itu, hal yang perlu ditingkatkan di Indonesia yaitu penelitian matematika melalui etnomatematika.
Melihat keadaan di Indonesia yaitu terjadi ketimpangan unsur dalam etnomatematika. Di antara skema dan isi, lebih dipentingkan skema. Misalnya dalam dunia pendidikan yaitu kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar dapat disebut sebagai skema. Dalam kegiatan mengajar, terdapat pedoman atau aturan pelaksanaan maupun berdasarkan perintah. Namun, pada kenyataannya guru hanya sekedar melaksanakan kegiatan mengajar atau menjalankan perintah tanpa memperhatikan tujuan dan makna kegiatan mengajar khususnya kebermanfaatan bagi siswa. Hal tersebut menyebabkan ketidakbermaknaan (meaningless). 
Ketimpangan dalam etnomatematika yang terjadi di Indonesia dapat diperbaiki dengan menyeimbangkan skema dan isi. Menurut Prof. Dr. Marsigit, M.A. etnomatematika lebih bernuansa teori dan dapat digunakan sebagai alat inovasi pembelajaran. Hal tersebut lebih tertuju pada isi sehingga isi dapat ditingkatkan dengan inovasi pembelajaran. Isi berkaitan dengan ilmu, pemikiran, dan teori dalam pendidikan matematika. Sedangkan skema dapat diwadahi dalam jurnal di bidang matematika atau sejenisnya. Oleh karena itu, diharapkan melalui etnomatematika khususnya dengan adanya inovasi pembelajaran dapat turut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar