Senin, 03 Maret 2014

BERMAIN MATEMATIKA MELALUI CONGKLAK (DAKON)



Oleh Nuraida Lutfi Hastuti, NIM 11301241031
Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA UNY

Masa kecil tidak terlepas dari aktivitas bermain. Bermain kerjar-kejaran, petak umpet, dan sebagainya. Permainan tersebut masih bersifat tradisional dan merupakan aktivitas fisik. Selain itu, bermain dapat dilakukan tanpa menggunakan fisik yaitu dengan menggunakan alat. Salah satunya adalah permainan congklak.
Congklak merupakan permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Sedangkan di beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari Arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau dakwah. Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16, yang dibagi menjadi tujuh lubang kecil dan satu lubang tujuan untuk masing-masing pemain. Lubang tujuan merupakan lubang terkiri (biasanya diameternya lebih besar). Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.

Aturan Umum Permainan
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

Unsur Matematika dalam Permainan
Bermain congklak tidak hanya sekedar mengambil biji dan menjatuhkan satu demi satu ke dalam lubang secara asal. Namun, dalam permainan ini diperlukan strategi agar biji yang terakhir jatuh pada lubang yang tepat sehingga dapat mengambil biji lawan. Masing-masing pemain perlu memperhitungkan biji dalam lubang yang dipilih.
Permainan congklak dapat melatih kemampuan berhitung. Meletakkan biji ke dalam lubang yang ditentukan dengan jumlah yang sama merupakan contoh dari operasi pembagian. Sesuai aturan umum yang disebutkan di atas, jika tersedia 98 biji maka akan dibagi ke dalam 7 lubang kecil milik pemain pertama dan 7 lubang kecil milik pemain kedua serta masing-masing lubang kecil berisi 7 biji. Jika kesepakan kedua pemain ingin menggunakan 8 lubang kecil untuk tiap pemain yang berisi 5 biji maka untuk mengetahui jumlah biji yang diperlukan dapat digunakan perkalian yaitu 8 x 2 x 5 = 80 biji. Hal tersebut melatih kemampuan dalam operasi perkalian. Operasi penjumlahan dan pengurangan juga tidak terlepas dari permainan ini. Ketika salah satu pemain mendapat biji dari lubang pemain lain maka dia akan menjumlahkan dengan biji miliknya. Sedangkan pemain lainnya akan mengurangkan biji yang diambil tersebut dari biji yang dia miliki. Selain itu, melalui permainan ini dapat mengajarkan pemain untuk menentukan peluang keberhasilan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa permainan congklak memiliki unsur matematika di dalamnya. Congklak merupakan permainan tradisional juga merupakan bagian dari budaya daerah.  Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam budaya memiliki unsur atau nilai-nilai matematika. Oleh karena itu, matematika berada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan dapat dipelajari melalui pendekatan budaya atau etnomatematika.

Sumber:

BERKENALAN DAN BERDAMPINGAN DENGAN ETNOMATEMATIKA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA



Oleh Nuraida Lutfi Hastuti, NIM 11301241031
Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

Etnomatematika merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan untuk Prodi Pendidikan Matematika Subsidi 2011 pada semester 6. Saat ini, dosen pengampu mata kuliah tersebut adalah Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Sebelum perkuliahan Etnomatematika berlangsung, penulis belum memiliki gambaran mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Istilah etnomatematika pun masih asing bagi penulis. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan rasa ingin tahu dan tekad penulis untuk mengikuti perkuliahan dan mempelajari Mata Kuliah Pilihan ini.
Perkuliahan perdana Etnomatematika telah terlaksana pada hari Kamis, 13 Februari 2014 lalu. Prof. Dr. Marsigit, M.A. menguraikan tentang pengantar etnomatematika dalam perkuliahan tersebut. Saat itu menjadi awal mula perkenalan penulis dengan etnomatematika.
Menurut bahasa, kata etnomatematika terdiri dari dua kata yaitu etno dan matematika. Etno berasal dari sebuah kata yaitu etnik. Etnik dapat diartikan sebagai suatu konteks budaya dalam masyarakat tertentu. Sedangkan matematika merupakan suatu ilmu.
Prof. Dr. Marsigit, M.A. menjelaskan bahwa etnomatematika berkaitan dengan etnik. Sedangkan etnik itu sendiri identik dengan suku. Etnik memiliki sifat unik atau tidak universal sehingga etnik memiliki ciri khas tertentu. Etnik memiliki pembeda dan merupakan fakta dalam kehidupan nyata. Pembeda tersebut akan menimbulkan kebiasaan dan hasil. Kebiasaan dan hasil itu yang selanjutnya akan membentuk budaya atau kultur suatu masyarakat.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Marsigit, M.A. menerangkan bahwa etnomatematika dapat berada dalam ranah pendidikan khususnya pendidikan matematika. Posisi etnomatematika dalam pendidikan matematika yaitu berkaitan dengan budaya atau sistem. Sedangkan matematika murni dapat terbebas dari nilai sehingga kurang berkaitan dengan budaya.
Etnomatematika memiliki dua unsur pembentuk yaitu skema dan isi. Skema adalah wadah (tempat) atau wujud. Isi merupakan kerangka berpikir, ide-ide, atau teori. Kerangka berpikir, ide-ide, atau teori perlu suatu wadah agar dapat terwujud. Skema dan isi tersebut akan menjadi penentu mengenai kebermaknaan (meaningfull) atau ketidakbermaknaan (meaningless). Oleh karena itu, skema dan isi merupakan unsur yang saling berkaitan dan penting dalam etnomatematika.
Prof. Dr. Marsigit, M.A. menyampaikan bahwa etnomatematika lebih tertuju pada penelitian atau research of mathematics. Etnomatematika pertama kali muncul di Eropa Barat dan telah berkembang di sana. Sedangkan di Indonesia perkembangan etnomatematika masih sedikit. Padahal potensi di Indonesia cukup memadai dari segi budaya khususnya etnik atau suku yang beraneka ragam. Oleh karena itu, hal yang perlu ditingkatkan di Indonesia yaitu penelitian matematika melalui etnomatematika.
Melihat keadaan di Indonesia yaitu terjadi ketimpangan unsur dalam etnomatematika. Di antara skema dan isi, lebih dipentingkan skema. Misalnya dalam dunia pendidikan yaitu kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar dapat disebut sebagai skema. Dalam kegiatan mengajar, terdapat pedoman atau aturan pelaksanaan maupun berdasarkan perintah. Namun, pada kenyataannya guru hanya sekedar melaksanakan kegiatan mengajar atau menjalankan perintah tanpa memperhatikan tujuan dan makna kegiatan mengajar khususnya kebermanfaatan bagi siswa. Hal tersebut menyebabkan ketidakbermaknaan (meaningless). 
Ketimpangan dalam etnomatematika yang terjadi di Indonesia dapat diperbaiki dengan menyeimbangkan skema dan isi. Menurut Prof. Dr. Marsigit, M.A. etnomatematika lebih bernuansa teori dan dapat digunakan sebagai alat inovasi pembelajaran. Hal tersebut lebih tertuju pada isi sehingga isi dapat ditingkatkan dengan inovasi pembelajaran. Isi berkaitan dengan ilmu, pemikiran, dan teori dalam pendidikan matematika. Sedangkan skema dapat diwadahi dalam jurnal di bidang matematika atau sejenisnya. Oleh karena itu, diharapkan melalui etnomatematika khususnya dengan adanya inovasi pembelajaran dapat turut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Selasa, 16 April 2013

SAWURI, BUKAN SAUS TIRAM



Kebanyakan orang yang saya tawari Sawuri merespon dengan mengatakan ‘Sawuri, saus tiram’. Padahal produk ini jauh sekali dari hal-hal yang berbau saus. Nama Sawuri-lah yang menyebabkan ingatan orang menghubungkannya dengan salah satu produk bumbu masakan karena kedengarannya mirip. Mereka belum tahu dan bertanya apa itu Sawuri. Memang, ini produk baru dan pertama kali ada terutama di lingkungan kampus FMIPA UNY. 
Sawuri merupakan kependekan dari Sawut Onigiri. Sawut adalah makanan tradisional yang berbahan dasar singkong. Sawut dibuat dengan memarut singkong tersebut namun tidak sehalus atau sekecil parutan kelapa. Kemudian diolah (salah satunya dengan tambahan gula Jawa) sedemikian rupa sehingga sawut memiliki rasa manis. Sedangkan onigiri merupakan makanan yang berasal dari negara Jepang. Onigiri bentuknya menyerupai segitiga namun ketiga sudutnya tidak lancip. Ide dari produsen adalah menggabungkan antara sawut dan onigiri. Hasilnya menjadi suatu produk makanan yang berupa sawut dengan bentuk seperti onigiri. Tradisional dan mendunia.

Hingga saat ini, produk Sawuri seperti berikut:



Produk ini merupakan produk baru dan pertama yang mengkreasikan sawut. Nama Sawuri menimbulkan rasa ingin tahu orang. Istilah Sawut belum banyak dikenal orang. Kata onigiri dapat mearik perhatian karena bukan berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, Sawuri ini meskipun tradisional namun terkesan mendunia.
Kemasannya dengan kertas khusus sehingga tidak repot untuk dibawa dan tidak mengotori barang lain. Kemasannya yang tertutup rapat, menjaga kebersihan makanan ini dan juga menimbulkan rasa penasaran orang. Pada kemasan juga ditempel stiker dengan gambar, deskripsi Sawuri, dan tulisan Sawuri dengan menggunakan huruf Jawa. Stiker yang ditempel berbeda warna sesuai dengan pilihan rasa.
Pilihan rasa untuk Sawuri ini bermacam-macam, tidak hanya rasa manis dari gula Jawa seperti pada sawut biasanya. Aneka rasa tersebut antara lain rasa original (manis dari gula Jawa), cokelat, stoberi, nanas, pandan, blueberry, dan spicy. Namun dari produk yang saya pasarkan, sampai sekarang produsen baru membuat Sawuri dengan rasa cokelat, stroberi, dan blueberry.
Menurut saya, prospek Sawuri ini bagus karena belum pernah ada dan bahannya pun banyak tersedia. Hal yang menjadi tantangan adalah persepsi masyarakat mengenai singkong. Namun, dengan masyarakat yang telah akrab dengan kata singkong maka Sawuri akan menjadi pilihan makanan olahan singkong yang lain daripada yang lain.

Secara umum produk ini memiliki:
Kelebihan:
-          Kreasi sawut yang pertama kali ada
-          Tanpa bahan pengawet, tanpa pemanis dan pewarna buatan
-          Tersedia beraneka rasa
-          Kemasan rapat, kebersihan terjamin, praktis, mudah dibawa

Kelemahan:
-          Produk hanya bertahan satu hari

Peluang:
-          Belum ada produsen lain
-          Dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak hingga dewasa

Tantangan:
-          Persepsi masyarakat terhadap singkong
-          Munculnya pesaing
-          Ketersediaan singkong dengan kualitas baik

Selasa, 02 April 2013

Sakit. Positif atau Negatif?



Ketika sakit, ternyata kita tidak sendiri. Ada Allah itu pasti. Tapi bukan hanya itu.

Tidak terduga. Ketika aku sakit ... Rasanya aku adalah orang paling menderita. Apalagi ketika semua orang, mungkin tidak semua sih, ya yang bisa kulihat lah, bisa tertawa, senang, gembira, dan seterusnya. Hm.... kalau lagi sakit tu bawaannya mikir yang jelek #haduh,,, gak boleh#

Ups... Kalau menuruti kesakitan maka yang terlihat bukan yang baik-baik. Jika melihat dengan kacamata hitam maka semua akan terlihat gelap. Nah lho, kalau melihat dengan sudut pandang tidak menyenangkan maka semua menjadi tidak menyenangkan. Jadi, kalau udah terlanjur sakit ya, jangan malah mikir yang sedih-sedih, mendayu-dayu. Aduh, sakitnya malah tambah seneng bersarang di tubuh.

Wah gimana dong? Menurut surat kabar yang pernah kubaca, pikiran negatif itu wajar tapi kalau berlebihan, itu yang gak boleh. Bisa jadi sedih berkepanjangan, jadi gak tenang karena pesimis, kalau ketemu sama orang bawaannya ngeluh dan bla bla lainnya. Kalau sakit dan hanya memikirkan sakitnya, wah malah tambah sengsara itu.

Yuk, kita menyeimbangkan pikiran negatif dengan pikiran positif. Mungkin tidak bisa seluruhnya hilang tapi ada penangkal yang ampuh yang dapat menenggelamkan pikiran negatif itu. Berpikir positif itu mudah. Awali dengan senyum entah karena alasan apa atau untuk siapa, yang penting senyum. Terpaksa senyum pun tak apa, paling tidak otot wajah jadi tidak kaku, hehe.. Awalnya terpaksa tapi lama-lama ada apa di balik senyum itu hanya diri sendiri yang tahu. Lebih indah lagi jika pikiran dan hati juga ikut tersenyum. Saatnya mengusir si negatif. *^_^*

Tapi bukan berarti berpikir positif hanya ketika sakit lho. Cuma momennya lagi tepat aja. Coba deh meluangkan pikiran untuk memikirkan diri sendiri. Kenapa bisa sakit? Adakah kesalahan di waktu sebelumnya entah itu yang membuat diri sendiri sakit atau hal yang tidak menyenangkan untuk orang lain. Introspeksi diri. Saatnya berkelana di dunia masing-masing. Memahami keadaan dan mendapat hikmah dari sakit. Sakit bukan hal buruk. Buatlah sakit agar tiak sia-sia tapi bermanfaat yaitu bisa menjadi momen untuk memperbaiki diri menjadi positif.

Yuhuuu ^^, Balik lagi ketika aku sakit. Eh ternyata, dosenku ada yang sakit. Ketika aku sakit lagi, teman-temanku ada yang sakit kok. Jadi tenang karena ada temen #lhoh???#. Nah suatu hari, dalam waktu dekat kemarin aku sakit lagi #heran ya, kok aku sakit melulu? Meskipun demikian, sakit tidak berada dalam daftar hobiku#. Mana air minum habis. Ya gampang saja tinggal SMS mas galon (mas-mas yang jualan maksudnya, pasti ngerti). Jadi selama hidup dalam dunia kos, kelangsungan hidup bergantung dari mas galon, maksudnya galon yang udah diisi air minum. Tapi bener banget itu. Bayangin aja kalau mas galonnya gak dateng-dateng, nah tinggal haus berkepanjangan. Owh dan malam itu mas galon tidak bisa mengantar galon. Kenapa? Masnya lagi sakit. Yaah... semoga segera sembuh ya mas galon karena kau bagai Menteri Pengairan bagi anak kos.

Ini ceritaku, apa ceritamu? ^o^